Anda pasti tahu dong kisah cinta Rangga dan Cinta yang populer di kalangan remaja tahun 2000-an? Ya, kisah cinta mereka tersaji dalam film Ada Apa Dengan Cinta yang diperankan oleh artis kondang Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo. Dalam sequelnya, film AADC ini mengambil lokasi syuting di Bukit Rhema Gereja Ayam, tepatnya pada tahun 2016. Nah setelah tayang ternyata film tersebut booming hingga akhirnya banyak wisatawan yang napak tilas kisah percintaan Rangga dan Cinta di Gereja Ayam hingga kini.
Mendapat vision dari Tuhan untuk membangun Gereja Ayam
Pada awalnya sang founder, yakni Daniel Alamsyah yang merupakan seorang karyawan perusahaan swasta di Jakarta datang ke Kabupaten Magelang guna keperluan pekerjaan, tepatnya pada tahun 1988. Setelah itu, ia datang ke Desa Gombong dimana Bukit Rhema ini berada dan bertemu dengan seorang tuna rungu bernama Warjito. Pada saat itu, ia mengikuti Warjito dan alangkah terkejutnya ketika melihat pemandangan di atas bukit ini sama dengan yang dimimpikan. Setelah itu, ia memutuskan untuk berdoa semalaman dan dari situlah mendapatkan sebuah vision untuk membangun sebuah rumah ibadah bagi seluruh umat. Seperti tagline yang diusung, yakni “House Of Prayer For All The Nation”.
Bukan Gereja Melainkan Rumah Ibadah Bagi Semua Umat
Banyak wisatawan di luar sana yang mengira Bukit Rhema sebagai gereja. Padahal faktanya bangunan ini belum pernah difungsikan sebagai sebuah gereja. Disana terdapat berbagai rumah ibadah bagi beberapa agama, seperti islam, hindu, budha, dan nasrani. Selain itu, disediakan pula dua belas ruang doa yang bisa digunakan oleh wisatawan dengan latar belakang keyakinan apapun yang dianut.
Pembangunan gedung di Bukit Rhema ini dimulai sekitar tahun 1992 hingga 2000. Namun, pada tahun 2000 terpaksa pembangunan harus terhenti lantaran krisis moneter yang melanda Indonesia di tahun 1998. Hingga akhirnya pada tahun 2013 pembangunan dapat dilajutkan kembali sampai dengan 2014. Baru setelah itu digunakan sebagai lokasi syuting AADC 2 dan mulai banyak didatangi oleh wisatawan.
Bentuk Burung Merpati Bermahkota
Desain keseluruhan bangunan di rancang langsung oleh sang founder, yakni Daniel Alamsyah. Bangunan di Bukit Rhema ini sebenarnya berbentuk Burung Merpati. Namun, presepsi di mata wisatawan banyak yang mengira berbentuk ayam. Padahal bangunan ini berbentuk merpati yang menggunakan mahkota. Nah mahkota itu sering disalahartikan sebagai jengger ayam sehingga tak ayal wisatawan menyebutnya gereja ayam. Burung merpati dipilih karena dinilai melambangkan perdamaian, cinta kasih, dan kesetiaan.
Bukit Rhema ini dapat Anda pilih sebagai tempat wisata edukasi dekat Borobudur. Edukasi yang akan didapatkan berkaitan dengan indahnya perbedaan dan toleransi dalam beragama. Selain itu, dari bagian paruh, wisatawan akan disuguhkan dengan visual Candi Borobudur dari kejauhan. Tidak sampai disitu nanti pada bagian mahkota lantai tertinggi, yakni lantai 7 wisatawan dapat melihat hamparan pegunungan. Tak tanggung-tanggung wisatawan akan dibuat terpukau degan pemandangan beberapa gunung sekaligus. Diantaranya, Gunung Sumbing, Sindoro, Merbabu, dan Merapi.
Beralih ke bagian kedai, wisatawan dapat menyantap sajian lezat seperti bakmie djowo yang menjadi signature meal di Kedai Bukit Rhema. Uniknya, disini menjual kopi cinta yang diambil dari nama salah satu pemeran di film AADC 2. Dari kedai ini pula Anda bisa menikmati kudapan ditemani dengan hamparan hijaunya Perbukitan Menoreh yang asri.
Gereja Ayam Bukit Rhema ini telah menjadi salah satu wisata magelang unggulan yang layak untuk dikunjungi bersama dengan pasangan maupun keluarga. Jangan lupa datang ke Bukit Rhema dan nikmati keindahannya!